5 Keunggulan AKM dan SK dibandingkan UN yang Harus Diketahui Guru

TRIBUNEWS.MY.ID_Walaupun Ujian Nasional dihapuskan mulai tahun 2021 tetapi pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tetap harus mempunyai alat ukur pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyiapkan pengganti Ujian Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan Survey Karakter (SK) yang akan dilaksanakan di tengah jenjang pendidikan.

AKM dan SK mempunyai keunggulan dan kelebihan di bandingkan dengan UN. Selama ini asesmen dalam bentuk UN hanya untuk mengukur nilai kognitif siswa saja. Sementara nilai afektifnya tidak pernah terukur dengan baik karena tidak ada alat ukur yang tepat untuk melaksanakan penilaian afektif secara nasional. Nah, dengan AKM dan SK maka keduanya dapat mengukur baik kemampuan kognitif siswa maupun afektif siswa. Keduanya dapat seiring dan sejalan karena dilaksanakan pada waktu yang bersamaan.

Ada 5 keunggulan Asesmen Kompetensi Minimal dan Survey Karakter dibandingkan dengan Ujian Nasional yang sangat menarik untuk dibahas. Kelima keunggulan AKM dan SK dibandingkan dengan UN adalah sebagai berikut:

1. AKM dan SK di laksanakan di tengah jenjang sementara UN dilaksanakan di akhir jenjang

Dengan dilaksanakannya AKM dan SK di tengah jenjang pendidikan yaitu dikelas 4 SD, dikelas 8 SLTP, dan dikelas 11 SLTA memberikan waktu dan kesempatan kepada guru dan para siswa untuk mempersiapkan dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang maksimal.

Dengan dilaksanakan AKM dan SK ditengah jenjang pendidikan maka hasil AKM dan SK menjadi tolak ukur untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga hasilnya akan lebih baik lagi menjelang para siswa menyelesaikan masa studinya.

Bagi siswa yang belum mendapat nilai maksimal (rendah) maka masih ada waktu dan kesempatan untuk meningkatkan proses belajarnya sehingga akan mendapatkan nilai yang lebih baik lagi.

Begitu pula dengan siswa yang telah mendapatkan hasil maksimal dari AKM dan SK, maka para guru dan siswa akan lebih termotivasi lagi untuk meningkatkan kreativitas  belajar siswa  dan kreativitas guru dalam mengajar hingga pada akhirnya para siswa lebih maksimal lagi untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Sementara, apabila kita flashback ke belakang dimana asesmen yang dilakukan dalam bentuk UN  yang pelaksanaannya di akhir jenjang pendidikan maka sudah pasti tidak akan merubah apapun. 

Karena pelaksanaan diakhir jenjang pendidikan maka baik sekolah dan siswa sudah tidak dapat melakukan lagi perbaikan dan peningkatan proses dan hasil pembelajaran berdasarkan capaian hasil Ujian Nasional pada masing-masing sekolah.

2. AKM dan SK tidak digunakan untuk seleksi jenjang pendidikan berikutnya tetapi untuk  perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran sementara UN digunakan sebagai alat ukur untuk jenjang pendidikan berikutnya.

Karena AKM dan SK dilaksanakan ditengah jenjang pendidikan maka secara otomatis tidak dapat digunakan sebagai alat seleksi untuk penerimaan siswa baru untuk jenjang pendidikan berikutnya. Berbeda dengan hasil Ujian Nasional.

Selama ini untuk menentukan seleksi layak tidak layaknya seorang siswa di terima di sebuah sekolah, maka biasanya sekolah masih melihat dari capaian hasil UN. Padahal hasil UN terkadang tidak menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya.

3. AKM dan SK digunakan untuk mengukur seluruh mata pelajaran sedangkan UN hanya untuk beberapa mata pelajaran.

Selama ini Ujian Nasional untuk tingkat SLTA hanya terdiri dari 4 Mata Pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan satu Mata Pelajaran Pilihan dari IPA maupun IPS. Sedangkan untuk menentukan kelulusan, siswa harus lulus seluruh mata pelajaran yang diajarkan.

Dengan begitu hasil UN tidak akan dapat menggambarkan kemampuan siswa secara keseluruhan karena hanya diwakili 4 mata pelajaran. Dan apabila hasil UN tinggi sementara hasil ujian mapel lain rendah maka timbul masalah antara meluluskan atau tidak meluluskan siswa yang bersangkutan. Dan biasanya diluluskan juga.

Sementara AKM dan SK akan diujikan untuk seluruh mata pelajaran. Dengan begitu AKM dan SK akan lebih mendekati untuk menggambarkan kemampuan siswa secara holistik baik kemampuan kognitif siswa maupun kemampuan afektif siswa.

4. AKM digunakan untuk mengukur kemampuan Kognitif dan Karakter siswa beserta lingkungan sekolah tempat belajarnya sementara UN hanya untuk mengukur kemampuan kognitif saja

Demikian berita dan informasi terkini yang dapat kami sampaikan. Kami senantiasa memberikan berita dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari berbagai sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda semoga informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.
loading...

Belum ada Komentar untuk "5 Keunggulan AKM dan SK dibandingkan UN yang Harus Diketahui Guru"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel